Monday, April 21, 2008

R1: Meniti Hari Mencari Mentari Merah 2

Respon Along dalam blog Computer Education pada October 27, 2007

ku tahu perasaanmu..
ampunkan daku..
tidak pernah sekali terlintas akan hati ini melukakanmu...
namun sekiranya itu yang telah ku lakukan...
ampunkan daku..
maafkan daku..

insan kerdil yang hanyut dalam dunia...
mujur kali ini...
dikau masih lagi di sisiku...
cintamu padaku tidak pernah padam...
malah membara...

dan menyala tiap saat dan tiap waktu...
dan.. tiap kali aku jatuh tersungkur...
ada saja tangan yang menarikku...
untuk bangkit kembali...
tetapi.. yang pentingnya...
tiap kali tangan yang menyapaku itu...
ku lihat ianya adalah tangan lembutmu...

bagaimana mungkin perjuangan ini dapat ku lalui tanpa dirimu...
tiang kekuatan perjuanganku...
janganlah sekali-kali kau gelar dirimu ibu tua...
kerana pada pandangan mataku...
kau tidak pernah tua...

malah semangatmu sentiasa membara...
mengalahkan mereka yang muda...
kalaulah dibenarkan kau melihat diriku pada setiap masa...
pasti dikau mengerti bagaimana perasaanku ini...

jikalau dibenarkan air mata itu ku bekukan...
pasti ku kirimkan untukmu...
sebagai penghargaan yang tidak pernah putus...
dan tidak akan putus sehingga hari pembalasan...

air mataku...
mengalir...
lantaran kata-katamu...
tidak dapat ku balas tulisanmu...
tidak dapat ku jawab segala kalam hujahmu...

aku hanya mampu membaca...
penghayatan itu datang dengan aliran air mata...
deras seperti sungai mengalir...
sekadar umur hidupku yang muda ini sahaja...
aku telah lihat susah payahmu menghadapinya..

namun...
pada hari itu...
tatkala kau tuliskan luahan perasaanmu itu...
dikau menceritakan lagi penderitaanmu...
mana mungkin diri yang terikat kuat denganmu ini...
tidak mengalirkan air mata sederas itu...

mana mungkin diri ini mampu...
memikirkanmu tanpa mengalirkan air mata...
rasa bersalah menyelubungi diriku...
sehingga terkedu aku...
membisu sejuta kata...

aku tidak tahu apa lagi yang harus ku lakukan...
bukan aku lupa...
cuma aku berusaha...
ummi...
maafkan diri ini...

andai diri ini tidak layak lagi...
menjadi tiang harapanmu...
janganlah kau tolak terus diri ini...
tidak pernah dirimu hilang dari hatiku...

walaupun dirimu sering mengatakan bahawa...
diri ini punya ilmu tinggi menggapai...
tapi ilmu yang tinggi tanpa penghayatan..
tiada maknanya...
bagai orang gila bagiku...

lebih aku kagumi adalah dirimu...
ilmu yang sedikit...
tapi penghayatan yang mendalam...
tidaklah sumayyah itu syahid dengan ilmu yang menggunung...
namun syahidnya dia hanya kerna kalimah la ilaha ilallah...

baru sahaja dia terima kalimah agung itu...
dia terus mencapai syurga impiannya...
kalau sempat kita bertanyakan padanya...
pasti rukun islam juga tidak diketahuinya...
ilmu kita lebih darinya...
tapi dia pasti di syurga...
kita di mana...

ummi...
diri ini tahu sangat bersalah...
mengguriskan hatimu berjuta kali...
malah mungkin kali ini,
dirimu terasa lebih hebat lagi...
maafkan diri yang hina ini...

sungguh, tiada niat di hati...
ampunkan diri ini...
tiada kata yang dapat diucapkan
untuk menebus kesalahan kembali...
sehingga terkedu seribu bahasa...

tiada balasan dapat diberi
akan kalam-kalammu tempoh hari...
hanya air mata yang mengalir...
tanda kesal di hati...
maafkan anakmu...

anakmu yang mungkin
padamu telah mengabaikanmu...
tapi sungguh,
tidak pernah terlintas di hati ini berbuat begitu...
maafkan...
maafkan...
maafkan anakmu…..

No comments:

Post a Comment