Friday, April 18, 2008

Mentari di Balik Tabir 10


Dalam sms pertama Along kata...
wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ibu yang mulia,
pendidik para mujahid muda,
moga Allah campakkan kesabaran yang tinggi dalam dirimu.
Sungguh,
tiada cabaran yang lebih besar bagi seorang murabbi,
selain melihat anak didiknya,
mendahulukan yang (selain Allah dan rasulNya) selain daripadanya,
inikan pula seorang ibu dengan anak yang dikasihi.
Tiadalah diri ini setaraf ibu yang sangat tabah,
cuma berusaha agar sumber inspirasi diri ini,
tidak berurai air mata lagi,
lantaran kesedihan di jiwa.
Ummi yang banyak mendidik jiwa...
bagi along yang baru setahun jagung,
meni’mati keindahan tarbiyyah,
yang mana ummi juga melaluinya,
jauh lebih lama dari diri ini.
Along merasakan kekosongan jiwa...
remaja sepertinya sebelum ini.
hidup tidak terarah,
matlamat tidak jelas.
Tiadalah dia mengetahui,
akan adanya...
perihal yang lebih besar,
selain dari bolanya itu.
dalam fikiran remaja yang belum menerima,
pelukan tarbiyyah seperti dirinya,
terdapat ruang kosong yang hanya..
kini diisi dengan matlamat2...
yang rendah dan cetek seperti bolanya...
selagi dia...
tidak dapat memahami tujuan hidup dengan hatinya,
tiadalah dia mampu melihat kita,
dengan kedudukan yang sebenarnya.
Along sebagai abangnya juga...
memohon jutaan kemaafan daripada ummi
atas sikapnya,
kami sedar harapan ummi kepada kami.
Tetapi kami kadang lalai dan leka,
dengan dunia remaja,
moga ummi tetap tabah dan sabar mendidik kami.
tiadalah tempat lain yang (selain Allah dan rasulNya) akan kami kembali
tetapi kepada ummi juga.

No comments:

Post a Comment