Monday, September 6, 2010

Mentari Merah 6

Tika semua rancak indah dikaca mata,
mereka mendaki langit menggapai mentari merah,
jika mereka melihat ke bawah,
pasti mereka dapat membezakan manusia,
robot dan android...dan dia adalah manusia,
seperti mereka...yang ada hati, ada rasa.


Tika beban mereka kian bertambah,
mereka merangkak jua,
bingkas tangan mereka menengadah ke langit indah,
seiring menengadahkan kepala,
dengan izinNya mereka mampu bangkit kembali,
malah mereka persetankan yang lain walau terkait dihati,
kerana mereka pasti yang lain itu akan kembali lagi.

Terakhir kali dia memanggil mereka,
tak tergapai hasrat hatinya,
tapi tak mengapa,
perasaan hibanya...
lama-kelamaan hilang dibunuh airmata.
Syukurlah Allah Maha Hebat
Maha Mendengar
Maha Menenangkan

mereka punya sistem sokongan dari serata penjuru
dia hanya ada Allah
namun cukup baginya Allah 
mereka pastinya harus tahu
hati yang terusik pilu,

ibarat sebuah menara kaca,
runtuh jika disapa angin berlalu,
kesudahannya hancur berderai bersama air mata.

Kaca terhempas tak mungkin dapat disambung lagi,
moga pesanan akhirnya disemat indah di dada mereka,
agar tidak
lupa matlamat hidup ini mencari jalan ke negara abadi,
walau lidahnya kini kelu tak mampu berkata-kata,
dia tempat tumpah kasihnya insan bernama manusia.
Apa yang mereka lupa,
hatinya tahu,
firasatnya telah membaca,
namun harapannya cuma satu
agar mereka cemerlang selamanya
kini dan di negara hakiki yg dituju.
Tiap hari,
tiap detik segala rasa hati...
disiram pergi buat ketenangan mereka,

biar segala resahnya ditelan tanpa mereka tahu.
terakhir mereka mengingatinya,
moga jangan sampai mereka...
harus menghamparkan seteguk hasrat mereka,
kepada tanah...
kerana tika itu...
angin pun terasa mencengkam dada.

Ya Rabb, di kemuliaan malam 27 Ramadan 2010 ini
Kau lembutkanlah hati-hati kami agar sentiasa mengingatiMu
mensyukuri nikmatMu
janganlah Kau biarkan kami
menentukan nasib kami sendiri walau sekelip mata
kembangkanlah lembayung rahmatMu kepada kami, keluarga kami
dan sesiapa saja yang bersama-sama kami,
eratkanlah ya Allah hati-hati kami
lapangkanlah hati-hati kami dengan limpahan iman
dan keindahan tawakkal kepadaMu
Hidup suburkanlah hati-hati kami dengan ma'rifat tentangMu
Jika Engkau mentaktirkan mati
maka matikanlah pemilik hati-hati ini
sebagai syuhada dalam perjuangan agamaMu
Engkaulah sebaik-baik sandaran
Ameen ya Rabbal Alamin


6.9.10 Tinta Bunda

1 comment: