Ya Rabb,
Di atas sejadah biru
Hati kian pilu
Munafikkah aku
Mengingatkan saat bersamaMu…
Tatkala berserabut kepala
Tanggungjawab menggunung tiba
KepadaMu jua
Aku kembalikan harapan penuh duka
Pasti Kau bertanya semalam
dimanakah usaha
Apakah alasannya
Sungguh tidak malu kamu wahai manusia hina
Kini kau kembali padaKu jua
Ya, masih tidak malu
Tetap menafikan…
Tidak Ya Rabb,
Sungguh aku malu
Namun tiada lain selainMu
yang sudi mendengar ratapanku
Kumerintih kumerayu
hanya padaMu
Biar harus kumengemis kasihMu
Asal jangan Kau tinggalkan daku
Kumemohon kumerayu padaMu
Jangan memandang begitu padaku
Kutahu walau saat bersamaMu
Keikhlasanku sering Kau ragu
Ampunilah daku
Tiada lain tempat kumengadu
Sungguh aku manusia hina tidak tahu malu
Kini kembali jua menagih kasihMu
Ampunilah daku
Sungguh aku tahu
Kau kan bertanya soalan itu
Semalam dimanakah usahaku
Sungguh manusia kamu
Langsung tidak tahu malu
Ya Allah,
tetapkan kami di atas JalanMu
Sungguh aku malu
Namun tiada yang lain selainMu
Ampunilah daku
Yang kudambakan hanyalah rahmatMu
Jangan tinggalkan daku
Walau kadar sekelip mata atau kurang dari itu
Perbetulkanlah segala urusanku
Ya Rahman Ya Raheem al-Haqku ya Rabbul alamin,
Laa ilaha illa anta ya Rabb,
Tsabbit qulubana ‘ala deenik
Tinta Dell kelabu di pelantar biru
6:12 a.m. waktu Bangi
Bingkisan Buat Sang Puteri
5 months ago
No comments:
Post a Comment